5 Contoh Puisi Majas Ironi

4 min read Jun 26, 2024
5 Contoh Puisi Majas Ironi

5 Contoh Puisi Majas Ironi: Menyentil dengan Senyum

Majas ironi adalah salah satu majas yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Pernahkah kamu merasa kesal dengan sesuatu, tapi malah berkata "Luar biasa!" dengan nada yang sinis? Nah, itulah contoh sederhana dari majas ironi.

Majas ironi adalah gaya bahasa yang digunakan untuk menyatakan makna yang bertolak belakang dengan apa yang sebenarnya dimaksudkan. Biasanya, majas ironi digunakan untuk menyindir atau mengejek suatu hal dengan cara yang halus, seolah-olah memuji atau merendahkan.

Berikut 5 contoh puisi yang menggunakan majas ironi:

1. "Lagu Untuk Negeri" oleh Iwan Fals

Di sini aku berdiri Menyaksikan negeri ini Indah sekali, sungguh indah Membuatku ingin menangis

Lagu ini menyindir kondisi negeri yang sebenarnya jauh dari indah. Kata "indah" digunakan untuk menggambarkan kemiskinan, ketidakadilan, dan korupsi yang terjadi.

2. "Negeri Dongeng" oleh W.S. Rendra

Di negeri dongeng, semua indah Pangeran dan putri hidup bahagia Tak ada derita, tak ada air mata Hanya tawa dan keceriaan

Syair ini menggambarkan realita yang jauh dari dongeng. Kata "indah" digunakan untuk menyindir realitas kehidupan yang keras dan penuh derita.

3. "Cintaku Padamu" oleh Chairil Anwar

Cintaku padamu, oh begitu besar Seperti gunung yang menjulang tinggi Seperti laut yang luas tak bertepi Seperti angin yang berhembus kencang

Puisi ini sebenarnya menggambarkan rasa benci atau ketidaksukaan terhadap seseorang. Kata-kata yang berlebihan seperti "besar," "menjulang tinggi," dan "luas" digunakan untuk menyindir perasaan yang sebenarnya.

4. "Aku Ingin Pulang" oleh Joko Pinurbo

Aku ingin pulang ke kampung halaman Tempat di mana aku dilahirkan Tempat di mana aku dibesarkan Tempat di mana aku merasa bahagia

Syair ini sebenarnya menggambarkan kerinduan terhadap sesuatu yang jauh dari harapan. Kata "bahagia" digunakan untuk menyindir kenyataan yang jauh dari kenyamanan dan ketenangan.

5. "Aku Takut" oleh Sutardji Calzoum Bachri

Aku takut, aku takut sekali Takut pada gelap, takut pada terang Takut pada mimpi, takut pada kenyataan Takut pada hidup, takut pada kematian

Puisi ini menggunakan majas ironi untuk menyindir sifat manusia yang seringkali merasa takut terhadap berbagai hal dalam hidup. Kata "takut" yang berulang-ulang digunakan untuk menggambarkan rasa cemas dan ketakutan yang berlebihan.

Melalui majas ironi, para penyair dapat menyampaikan pesan secara halus namun tajam, sehingga meninggalkan kesan yang mendalam di hati pembaca.

Selain 5 contoh di atas, masih banyak puisi lain yang menggunakan majas ironi. Nah, sekarang kamu bisa lebih peka untuk menemukan majas ironi dalam karya sastra lainnya, ya!

Related Post


Featured Posts