100 Contoh Homofon

13 min read Jul 03, 2024
100 Contoh Homofon

100 Contoh Homofon: Uji Ketajaman Telingamu!

Homofon, kata-kata yang memiliki pelafalan yang sama tapi makna yang berbeda, seringkali menjadi jebakan dalam penggunaan bahasa. Terkadang, perbedaan satu huruf saja bisa mengubah makna kalimat secara drastis!

Berikut 100 contoh homofon yang umum digunakan dalam Bahasa Indonesia, terbagi dalam beberapa kelompok berdasarkan jenisnya:

1. Homofon dengan Ejaan yang Berbeda

  • Atau / Ato: Kata penghubung ("Pilih ini atau itu.") vs. Singkatan dari "atom" ("Reaksi inti ato menghasilkan energi besar").
  • Coba / Cobaa: Perintah untuk melakukan sesuatu ("Coba kau buka pintu itu.") vs. Permintaan untuk mengulang ("Cobaaa lagi, aku tidak mendengar dengan jelas").
  • Dahulu / Dahulu: Menunjukkan waktu lampau ("Dahulu, aku tinggal di desa.") vs. "Sudah" dalam konteks lampau ("Dahulu, sudah kumengerti").
  • Dekat / Dekat: Menunjukkan jarak ("Rumahku dekat dengan sekolah.") vs. "Dekat" dalam konteks waktu ("Aku akan segera sampai, aku sudah dekat").
  • Di / Di: Kata depan yang menunjukkan tempat ("Di rumahku ada kucing.") vs. "Di" sebagai singkatan dari "di sini" ("Di, aku sedang makan").
  • Engkau / Engkau: Kata ganti orang kedua tunggal ("Engkau baik hati.") vs. "Engkau" dalam konteks formal ("Kepada Yang Mulia, Engkau adalah raja yang adil").
  • Itu / Itu: Menunjukkan benda atau hal ("Itu adalah mobilku.") vs. "Itu" dalam konteks menunjukkan tempat ("Itulah yang harus kita lakukan").
  • Karena / Karena: Kata penghubung sebab akibat ("Aku tidak bisa datang karena hujan.") vs. "Karena" sebagai kata seru ("Karena! Aku sudah selesai").
  • Ke / Ke: Kata depan yang menunjukkan arah ("Aku pergi ke sekolah.") vs. "Ke" sebagai singkatan dari "ke sini" ("Ke, cepatlah!").
  • Kamu / Kamu: Kata ganti orang kedua jamak ("Kamu semua harus belajar.") vs. "Kamu" dalam konteks informal ("Kamu lagi ngapain, sih?").
  • Kalian / Kalian: Kata ganti orang kedua jamak ("Kalian harus belajar dengan giat.") vs. "Kalian" dalam konteks informal ("Kalian lagi ngapain, sih?").
  • Lagi / Lagi: Menunjukkan kegiatan sedang berlangsung ("Aku lagi makan.") vs. "Lagi" sebagai kata seru ("Lagi! Cepatlah!")
  • Mana / Mana: Menunjukkan pilihan ("Mana yang kamu suka?") vs. "Mana" sebagai kata seru ("Mana! Aku tidak percaya").
  • Namun / Namun: Kata penghubung yang menunjukkan pertentangan ("Cuacanya buruk, namun aku tetap pergi.") vs. "Namun" sebagai kata seru ("Namun! Aku menang").
  • Saja / Saja: Menunjukkan keterbatasan ("Aku pergi ke pasar saja.") vs. "Saja" sebagai kata seru ("Saja! Aku tidak percaya").
  • Yang / Yang: Menunjukkan suatu hal ("Yang kamu makan itu apel.") vs. "Yang" dalam konteks formal ("Yang Mulia, permohonan saya sudah diterima").

2. Homofon dengan Ejaan yang Sama

  • Air / Air: Cairan bening ("Minum air putih.") vs. "Air" dalam konteks udara ("Udara di sini bersih").
  • Aku / Aku: Kata ganti orang pertama tunggal ("Aku pergi ke sekolah.") vs. "Aku" dalam konteks formal ("Aku berterima kasih atas jasamu").
  • Bunga / Bunga: Tumbuhan berbau harum ("Bunga mawar itu indah.") vs. "Bunga" dalam konteks uang ("Aku tidak punya uang sebungkus rokok").
  • Cuaca / Cuaca: Keadaan atmosfer ("Cuaca hari ini cerah.") vs. "Cuaca" dalam konteks waktu ("Waktu cuaca cukup bagus").
  • Dia / Dia: Kata ganti orang ketiga tunggal ("Dia pergi ke pasar.") vs. "Dia" dalam konteks formal ("Kepada Dia, aku mohon ampun").
  • Ini / Ini: Kata penunjuk ("Ini adalah buku.") vs. "Ini" dalam konteks formal ("Ini adalah tugas yang berat").
  • Itu / Itu: Kata penunjuk ("Itu adalah mobilku.") vs. "Itu" dalam konteks formal ("Itulah yang harus kita lakukan").
  • Kami / Kami: Kata ganti orang pertama jamak ("Kami pergi ke sekolah.") vs. "Kami" dalam konteks formal ("Kami mohon maaf atas kesalahan kami").
  • Kalian / Kalian: Kata ganti orang kedua jamak ("Kalian harus belajar dengan giat.") vs. "Kalian" dalam konteks formal ("Kepada Kalian, kami ucapkan terima kasih").
  • Mereka / Mereka: Kata ganti orang ketiga jamak ("Mereka pergi ke pasar.") vs. "Mereka" dalam konteks formal ("Kepada Mereka, kami mohon ampun").
  • Surat / Surat: Lembar kertas untuk menulis ("Dia menulis surat untuk temannya.") vs. "Surat" dalam konteks kabar ("Aku mendapatkan surat dari keluarga").
  • Tanah / Tanah: Permukaan bumi ("Tanah itu subur.") vs. "Tanah" dalam konteks wilayah ("Mereka mendirikan rumah di tanah itu").

3. Homofon dengan Ejaan yang Sama dan Makna Berbeda

  • Ada / Ada: Kata kerja yang menunjukkan keberadaan ("Ada kucing di rumah.") vs. "Ada" sebagai kata seru ("Ada! Aku menemukannya").
  • Alas / Alas: Alasan ("Alasan dia terlambat karena macet.") vs. alas kaki ("Aku memakai alas kaki baru").
  • Biar / Biar: Kata kerja yang menunjukkan perizinan ("Biar aku saja yang pergi.") vs. "Biar" sebagai kata seru ("Biar! Aku tidak peduli").
  • Cukup / Cukup: Menunjukkan jumlah yang sesuai ("Cukup satu saja.") vs. "Cukup" sebagai kata seru ("Cukup! Jangan bicara lagi").
  • Hampir / Hampir: Menunjukkan hampir terjadi ("Hampir saja aku terjatuh.") vs. "Hampir" sebagai kata seru ("Hampir! Aku hampir menang").
  • Ingin / Ingin: Menunjukkan keinginan ("Aku ingin makan.") vs. "Ingin" sebagai kata seru ("Ingin! Aku ingin sekali ke sana").
  • Kasih / Kasih: Kata kerja yang menunjukkan pemberian ("Kasih aku uang.") vs. "Kasih" sebagai kata seru ("Kasih! Cepatlah!").
  • Kok / Kok: Kata tanya yang menunjukkan keheranan ("Kok kamu belum pulang?") vs. "Kok" sebagai kata seru ("Kok! Aku tidak percaya").
  • Loh / Loh: Kata seru yang menunjukkan keheranan ("Loh, kamu sudah di sini?") vs. "Loh" sebagai kata seru ("Loh! Aku tidak percaya").
  • Masa / Masa: Menunjukkan waktu ("Masa kecilku menyenangkan.") vs. "Masa" sebagai kata seru ("Masa! Aku tidak percaya").
  • Mungkin / Mungkin: Menunjukkan kemungkinan ("Mungkin dia sedang sakit.") vs. "Mungkin" sebagai kata seru ("Mungkin! Aku bisa saja melakukannya").
  • Nah / Nah: Kata seru yang menunjukkan kepuasan ("Nah, selesai sudah.") vs. "Nah" sebagai kata seru ("Nah! Aku sudah menemukannya").
  • Ogah / Ogah: Menunjukkan keengganan ("Aku ogah diajak ke sana.") vs. "Ogah" sebagai kata seru ("Ogah! Aku tidak mau").
  • Sini / Sini: Menunjukkan tempat ("Datanglah ke sini!") vs. "Sini" sebagai kata seru ("Sini! Cepatlah!").
  • Terus / Terus: Menunjukkan kelanjutan ("Dia terus bernyanyi.") vs. "Terus" sebagai kata seru ("Terus! Jangan berhenti!").
  • Wah / Wah: Kata seru yang menunjukkan kekaguman ("Wah, indah sekali!") vs. "Wah" sebagai kata seru ("Wah! Aku tidak percaya").

4. Homofon dengan Ejaan yang Sama dan Makna Berbeda (Lebih Spesifik)

  • Anu / Anu: Kata ganti untuk benda ("Aku tidak tahu anu itu apa.") vs. "Anu" sebagai kata seru ("Anu, kamu mau minum apa?")
  • Apa / Apa: Kata tanya ("Apa yang kamu makan?") vs. "Apa" sebagai kata seru ("Apa! Aku tidak percaya").
  • Baik / Baik: Menunjukkan kondisi yang baik ("Kesehatannya baik.") vs. "Baik" sebagai kata seru ("Baik! Aku akan melakukan itu").
  • Boleh / Boleh: Kata kerja yang menunjukkan izin ("Bolehkah aku masuk?") vs. "Boleh" sebagai kata seru ("Boleh! Aku setuju").
  • Gak / Gak: Singkatan dari "tidak" ("Gak mau.") vs. "Gak" sebagai kata seru ("Gak! Aku tidak percaya").
  • Iya / Iya: Menunjukkan persetujuan ("Iya, aku setuju.") vs. "Iya" sebagai kata seru ("Iya! Aku sudah selesai").
  • Itu / Itu: Kata penunjuk ("Itu adalah mobilku.") vs. "Itu" sebagai kata seru ("Itu! Aku sudah menemukannya").
  • Jalan / Jalan: Rute atau lintasan ("Jalan itu rusak.") vs. "Jalan" sebagai kata kerja ("Aku jalan-jalan di taman").
  • Kau / Kau: Kata ganti orang kedua tunggal ("Kau harus belajar.") vs. "Kau" sebagai kata seru ("Kau! Jangan berbohong!").
  • Kita / Kita: Kata ganti orang pertama jamak ("Kita harus bekerja sama.") vs. "Kita" sebagai kata seru ("Kita! Ayo kita mulai").
  • Lu / Lu: Kata ganti orang kedua tunggal (informal) ("Lu mau makan?") vs. "Lu" sebagai kata seru ("Lu! Jangan berisik!").
  • Maklum / Maklum: Kata kerja yang menunjukkan pengertian ("Maklumlah, dia masih muda.") vs. "Maklum" sebagai kata seru ("Maklum! Itulah risiko").
  • Mau / Mau: Kata kerja yang menunjukkan keinginan ("Aku mau makan.") vs. "Mau" sebagai kata seru ("Mau! Aku mau sekali ke sana").
  • Nggak / Nggak: Singkatan dari "tidak" ("Nggak mau.") vs. "Nggak" sebagai kata seru ("Nggak! Aku tidak percaya").
  • Oke / Oke: Menunjukkan persetujuan ("Oke, aku setuju.") vs. "Oke" sebagai kata seru ("Oke! Ayo kita mulai").
  • Tahu / Tahu: Kata kerja yang menunjukkan pengetahuan ("Aku tahu itu.") vs. "Tahu" sebagai kata seru ("Tahu! Aku sudah tahu").

Tips Bermain Kata Homofon:

  • Perhatikan konteksnya: Homofon seringkali memiliki makna yang sangat berbeda dalam kalimat yang berbeda.
  • Perhatikan pelafalannya: Meskipun pelafalannya sama, kadang-kadang ada sedikit perbedaan dalam tekanan atau intonasi.
  • Perhatikan ejaannya: Beberapa homofon memiliki ejaan yang berbeda, yang dapat membantu kamu membedakan maknanya.

Ingat, penggunaan homofon yang tepat akan meningkatkan kualitas tulisan dan kemampuan berbicaramu. Selamat bermain dengan kata-kata! ๐Ÿ˜„